Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Agustus 2025

Yesus Adalah Berkat Bagi Kita Semua

Yesus  menegur  mereka karena  hanya  mencari  makanan  yang  fana,  bukan  makanan  yang  memberi  hidup  kekal.  Ia mengajak  mereka  untuk  mengarahkan  hati  kepada  hal  yang  lebih  dalam,  Diri-Nya  sendiri sebagai Roti Hidup. 



Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 04 Agustus 2025

Yesus Adalah Berkat Bagi Kita Semua 
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau

 

Selamat hari Minggu... 
Shalom saudara-saudari yang terkasih,  pada  perikop  hari  ini, Yesus  mengatakan bahwa  Dialah  Roti  Hidup.  Banyak  orang  mencari Yesus karena sebelumnya mereka telah melihat mukjizat lima roti dan dua ikan. Mereka ingin terus mendapatkan makanan. Tetapi Yesus ingin mereka mengerti bahwa yang paling penting bukan makanan jasmani, tetapi makanan Rohani yaitu Dia sendiri. 


Yesus tahu bahwa kita sebagai manusia tidak hanya lapar karena perut kosong, tetapi juga karena hatinya. Kadang kita merasa gelisah, sedih, bingung, bahkan hampa. Itu tanda bahwa hati kita lapar akan kasih Tuhan. Kita butuh Yesus untuk mengisi kekosongan itu. Hari ini, Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Dia tidak hanya memberi berkat, tetapi Dia adalah berkat itu sendiri. Saat kita menerima Dia melalui doa, sabda, dan Ekaristi kita akan merasa lebih tenang dan kuat menjalani hidup. 

Banyak orang dalam Injil hari ini mencari Yesus karena  mereka  telah  melihat  mukjizat  penggandaan  roti.  Namun,  Yesus  menegur  mereka karena  hanya  mencari  makanan  yang  fana,  bukan  makanan  yang  memberi  hidup  kekal.  Ia mengajak  mereka  untuk  mengarahkan  hati  kepada  hal  yang  lebih  dalam,  Diri-Nya  sendiri sebagai Roti Hidup. 

Saudara-saudari  yang  terkasih,  Yesus  bukan  hanya  memberi  makan  tubuh,  tetapi  juga mengenyangkan hati dan jiwa. Kita sering datang kepada Tuhan karena kebutuhan jasmani, rezeki, kesehatan, keberhasilan.  Itu tidak salah, tetapi Tuhan ingin kita bertumbuh dalam iman, bukan hanya karena berkat-Nya, tetapi karena siapa Dia bagi kita. Saat kita lapar secara Rohani dan merasa hampa, maka datanglah kepada-Nya. Ia tidak menolak, bahkan tetap menyambut kita dengan kasih yang melimpah. 

Refleksi : 

  1. Apakah aku lebih mencari Tuhan karena berkat-Nya, atau karena kasihku kepada-Nya? 
  2. Sudahkah aku memberi waktu untuk datang kepada Yesus dalam doa dan Ekaristi? 
  3. Bagaimana aku bisa menjadikan Ekaristi dan doa sebagai santapan rohani harianku?


Senin, 28 Juli 2025

Doa Indah yang Diajarkan Yesus

Dalam  dunia  yang  penuh tantangan,  seperti  tekanan  untuk  berkompromi  dengan  nilai-nilai  moral  atau  godaan  untuk mengutamakan ego, kita memohon kekuatan dari Allah untuk tetap setia. Kita juga memohon  perlindungan dari kuasa jahat yang dapat menjauhkan kita dari Allah. 


Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 28 Juli 2025 


Doa Indah yang diajarkan Yesus 
Oleh : Irma Yofita Kembaren, S.Ag 
Penyuluh  Agama Katolik Kanwil Kemenag Prov. Riau 



Dasar Biblis: 

"Karena  itu  berdoalah  demikian:  Bapa  kami  yang  di  sorga,  Dimuliakanlah  nama-Mu,  datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam sorga. Berikanlah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari yang jahat."  
 
Shalom… 
Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan langsung oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, menjadi pedoman doa yang sempurna bagi umat Kristen. Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi cerminan hubungan intim antara manusia dan Allah, serta panduan hidup yang mencerminkan iman, harapan, dan kasih. 

Doa Bapa Kami doa yang sangat indah yang memiliki arti yang mendalam sebagai berikut: 

  1. “Bapa Kami yang ada di surga dimuliakanlah nama-Mu” Mengawali doa dengan menyebut Allah sebagai "Bapa" menunjukkan hubungan yang penuh kasih dan kepercayaan. Allah bukan hanya Pencipta yang jauh, tetapi Bapa yang peduli pada anak-anak-Nya. Memuliakan nama-Nya berarti kita menghormati dan memuliakan Allah dalam setiap aspek hidup kita. Dalam kehidupan sehari-hari, ini mengajak kita untuk hidup dengan integritas, menjaga perkataan dan perbuatan agar mencerminkan kemuliaan Allah. Misalnya, ketika  kita  berhadapan  dengan  situasi  sulit di tempat kerja  atau  keluarga,  kita  diajak  untuk bertindak dengan kasih dan kejujuran, sehingga nama Allah dimuliakan melalui hidup kita. 
  2. "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam sorga" Bagian ini mengajarkan kita untuk merindukan kehendak Allah di atas kehendak pribadi. Kita dipanggil untuk menjadi agen Kerajaan Allah dengan menyebarkan kasih, damai, dan keadilan di  dunia.  Dalam  keseharian,  ini  bisa  berarti  memilih  untuk  mengampuni  seseorang  yang menyakiti  kita,  membantu  mereka  yang  membutuhkan,  atau  berdoa  agar  kehendak  Allah terwujud  dalam  keputusan-keputusan  penting,  seperti  dalam  keluarga  atau  komunitas.  Kita belajar untuk menyerahkan kendali hidup kita kepada Allah, percaya bahwa rencana-Nya selalu yang terbaik. 
  3. "Berikanlah kami rezeki pada hari ini” Permenungan ini mengajarkan ketergantungan penuh kepada Allah untuk kebutuhan sehari-hari,  baik  jasmani  maupun  rohani.  Kata  "secukupnya"  mengingatkan  kita  untuk  hidup sederhana dan bersyukur atas apa yang telah diberikan, tanpa dikuasai oleh keserakahan. Dalam kehidupan modern yang sering kali mengejar lebih banyak harta atau prestasi, doa ini mengajak kita untuk percaya bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan kita.  
  4. "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami" Pengampunan  adalah  inti  dari  kasih  Kristiani.  Allah  mengampuni  dosa-dosa  kita,  dan  kita dipanggil  untuk  mengampuni  sesama.  Ini  adalah  panggilan  untuk  melepaskan  dendam  dan membangun relasi yang harmonis. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menghadapi konflik dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Doa ini mengingatkan kita untuk memaafkan, meskipun  sulit,  sebagai  wujud  kasih  dan  ketaatan  kepada  Allah.  Kita  juga  diajak  untuk merenungkan dosa-dosa kita sendiri dan memohon pengampunan Allah dengan hati yang tulus. 
  5. "Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari yang jahat" Bagian  ini  adalah  doa  perlindungan  dari  godaan  dan  kejahatan.  Dalam  dunia  yang  penuh tantangan,  seperti  tekanan  untuk  berkompromi  dengan  nilai-nilai  moral  atau  godaan  untuk mengutamakan ego, kita memohon kekuatan dari Allah untuk tetap setia. Kita juga memohon  perlindungan dari kuasa jahat yang dapat menjauhkan kita dari Allah. Dalam praktiknya, ini bisa berarti berdoa sebelum mengambil keputusan besar, meminta hikmat untuk menghindari situasi  yang  dapat  membawa  kita  jatuh,  dan  tetap  berakar  dalam  iman  melalui  doa  dan pembacaan Kitab Suci. 

 
Mari  kita  renungkan  makna  mendalam  dari  setiap  bagian  doa  ini  dan  bagaimana  kita  dapat menghidupinya dalam kehidupan sehari-hari. 

Tuhan memberkati kita semua!


Senin, 21 Juli 2025

Dengarkanlah panggilan-Nya di Tengah Kesibukan

Dalam  kesibukan  sehari-hari,  kita  sering  kali terjebak dalam rutinitas dan lupa untuk meluangkan waktu bersama Tuhan. Yesus kembali mengingatkan kita bahwa di tengah kesibukan, kita perlu menemukan waktu untuk berdiam diri dan mendengarkan-Nya. Ini bukan hanya tentang melakukan tugas, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. 



Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 21 Juli 2025


              DENGARKANLAH PANGGILAN-NYA 
                      DI TENGAH KESIBUKAN 

             Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd
   Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau

Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, tema dari bacaan minggu lalu  adalah Diutus Untuk Membawa Kabar Gembira. Pada hari ini, kita di utus kembali untuk mendengarkan panggilan-Nya di tengah kesibukan kita. Bacaan Injil hari ini diambil dari Lukas 10:38-42, yang

menceritakan kisah Marta dan Maria. Dalam kisah ini, Yesus datang berkunjung ke rumah Marta dan Maria. Marta sibuk melayani dan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Yesus, sementara Maria memilih untuk duduk di kaki Yesus dan mendengarkan ajaran-Nya. Ketika Marta merasa kesal karena Maria tidak membantunya, Yesus menegur Marta dengan lembut, mengatakan bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik.  

Bapak-ibu yang terkasih, kisah hari ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana cara kita mengatur  waktu  dan  prioritas  dalam  hidup.  Dalam  kesibukan  sehari-hari,  kita  sering  kali terjebak dalam rutinitas dan lupa untuk meluangkan waktu bersama Tuhan. Marta mewakili kita  yang  sering  kali  terfokus  pada  pekerjaan  dan  tanggung  jawab,  sementara  Maria mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan suara Tuhan. Di dunia yang serba digital dan penuh dengan kesibukan pribadi, kita sering kali merasa tertekan dengan berbagai tuntutan. Namun, Yesus kembali mengingatkan kita bahwa di tengah kesibukan, kita perlu menemukan waktu untuk berdiam diri dan mendengarkan-Nya. Ini bukan hanya tentang melakukan tugas, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. 

Bapak-Ibu  yang  terkasih,  semoga  renungan  hari  ini  menginspirasi  kita  untuk  lebih mendekatkan  diri  kepada  Tuhan  dan  menemukan  keseimbangan  antara  pelayanan  dan mendengarkan.  Agar  dalam  setiap  kesibukan  yang  kita  laksanakan,  tidak  luput  dalam mendengarkan panggilan dari-Nya. Selamat merayakan hari Minggu, Tuhan memberkati. 

Refleksi untuk Umat: 

  1. Ingatlah  kembali,  di  dalam  kesibukan  sehari-hari,  bagaimana  cara  kita  meluangkan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan? 
  2. Apakah ada momen dalam hidup kita, di mana kita merasa lebih seperti Marta daripada Maria?  Lalu  sudahkah  kita  mampu  berubah  seperti  Maria?  Lantas  bagaimana  kita mengatasinya? 
  3. Apa yang dapat kita lakukan minggu ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan di tengah rutinitas?


Senin, 14 Juli 2025

Siapakah Sesamaku Manusia?

Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 14 Juli 2025 

Siapakah Sesamaku Manusia? 
Oleh : Roberto Parlindungan Panjaitan, S.Ag 
Penyuluh  Agama Katolik NON ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau  


Saudara-Saudari Terkasih, Perikop ini mengisahkan seorang ahli Taurat yang ingin mencobai Yesus dengan bertanya: "Apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menanggapi dengan mengarahkan kembali pada Hukum Taurat: mengasihi Allah dan sesama. Namun, si ahli Taurat bertanya lagi, "Siapakah sesamaku manusia?". Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang seorang yang dirampok di perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho. Seorang imam dan seorang Lewi lewat, melihat korban, namun tidak menolong. Hanya seorang Samaria yang secara sosial dan agama dipandang rendah oleh orang Yahudi yang tergerak oleh belas kasihan, lalu merawat dan menolong orang itu dengan segala yang ia punya. Perumpamaan ini bukan hanya mengajarkan belas kasihan, tetapi juga mengguncang definisi eksklusif tentang 'sesama'. Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

Dalam dunia sekarang, kita bisa saja menjadi seperti imam dan Lewi terlalu sibuk, takut terlibat, atau merasa orang lain bukan "urusan kita." Tapi Yesus memanggil kita untuk hidup seperti orang Samaria itu: peka, peduli, dan siap bertindak walau harus berkorban. 

Saudara-saudari terkasih, Marilah kita merenungkan:
Apakah saya mudah membatasi siapa yang saya anggap "sesama"?
Apakah saya bersedia menolong bahkan ketika tidak nyaman atau tidak menguntungkan?
Apakah belas kasih masih menjadi dasar dalam relasi saya dengan orang lain?
Semoga hati kita juga bisa melihat kebutuhan sesama kita dan bertindak dengan kasih yang nyata.


Pace E Bene.

Minggu, 13 Juli 2025

Diutus Untuk Membawa Kabar Gembira

Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih.

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Minggu, 13 Juli 2025

DIUTUS UNTUK MEMBAWA KABAR GEMBIRA 
      Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam Injil hari ini, Yesus mengutus dua belas murid-Nya untuk mewartakan pertobatan, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit. Ia memberi mereka kuasa, namun juga membatasi perbekalan mereka: tidak boleh membawa makanan, bekal, atau uang. Mereka harus mengandalkan penyelenggaraan Allah dan kebaikan hati sesama. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam iman dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Kita pun diutus, meski bukan sebagai rasul secara formal, tetapi sebagai murid Kristus yang hidup di tengah dunia. Kita diminta mewartakan Kabar Gembira melalui kesederhanaan hidup, ketulusan hati, dan kasih yang nyata.

Yesus mengutus kita untuk pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah secara sederhana, menyembuhkan orang-orang yang sakit, baik fisik maupun spiritual, dan mengasihi tanpa syarat siapa saja yang dijumpai sebagaimana Yesus mengasihi. Kita tidak melangkah maju berdasarkan kemampuan, kesempurnaan kita, atau kuat-kuasa yang kita miliki, melainkan sekadar dalam nama dan kuasa Yesus Kristus. Sang Guru dan Tuhan kita itu telah memilih kita dan memperlengkapi kita agar dapat melakukan kehendak-Nya oleh kuasa Roh Kudus yang hidup di dalam diri 

Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, semua apa yang kita lakukan, kita harus mulai dengan doa. Doa harus dilakukan dengan niat dan tenang. Kita minta kepada Allah, misalnya kita berdoa untuk mewartakan Firman Tuhan maka doa kita adalah Yesus Kristus, tolonglah kami agar dapat mengenali panggilan-Mu, menerima kuat-kuasa dan otoritas-Mu, dan setia dalam mewartakan Kerajaan Allah seturut kehendak-Mu. Oleh Roh Kudus-Mu, perkenankanlah kami meneruskan anugerah kesembuhan dari-Mu kepada semua orang yang membutuhkannya. Amin.

Bacaan dari Kitab Amos juga menegaskan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa seperti Amos, yang hanya seorang peternak dan pengolah buah ara. Menarik bagi kita untuk mencatat bahwa bahkan dalam cerita pengutusan para murid ini, Yesus tetap berada di pusat. Yesus-lah yang memanggil kedua belas murid-Nya (Luk 9:1), seperti Ia pada awalnya telah memanggil masing-masing murid itu untuk datang dan mengikut-Nya. Dengan berjalannya waktu, Yesus telah menyatakan diri-Nya dan mensharingkan hidup-Nya dengan mereka. Mereka ini bukanlah rasul-rasul yang mengangkat diri mereka sendiri, dan mereka pun bukanlah pribadi-pribadi yang memiliki kharisma dan kemampuan secara alamiah. Satu-satunya hal yang membedakan diri mereka dengan orang-orang lain adalah relasi mereka dengan Yesus. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih. Amin 

Senin, 07 Juli 2025

PARA UTUSAN

Ketika Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dengan itu para muridNya kembali memperoleh roh kudus melalui kedatangan Yesus di tengah-tengah para murid sehingga, Yesus kembali menggerakan hati setiap para murid untuk memberikan semangat berkobar dalam firman Allah. Saya sangat teringat dengan kisah Yesus mengutus para muridnya untuk memberitakan firman Allah sampai kepada semua orang

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 07 Juli 2025 



                 PARA UTUSAN 
     Oleh : Maria Elpina Padang, S.Pd 
Penyuluh  Agama Katolik Non ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau 

‘Supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Luk 10:2b)’

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Renungan pada hari ini Lukas menceritakan tentang Yesus mengutus para murid-murid-Nya. Kita mengetahui bahwa ketika Yesus beranjak dewasa Ia mencari beberapa pemuda yang ingin menjadi pengikut-Nya. Pemuda itu berasal dari setiap daerah yang berbeda-beda. Pemuda yang Ia jumpai juga berasal dari berbeda pekerjaan. Yesus mengumpulkan 12 murid yang ingin menjadi pengikut-Nya dan memberitakan firman Allah sampai ke sepenjuru dunia. Yesus selalu mengajarkan tentang kasih yang sepanjang perjalanannya diajarkan kepada muridnya. Pelajaran yang tampak pada para muridnya ialah seperti menyampaikan perumpamaan melalui orang-orang banyak di setiap daerah yang mereka jalani dan selanjutnya Yesus melakukan mujizat yang tampak dari ajaran kasih yang diberitakannya. Para muridnya semakin semangat dalam memberitakan firman Allah sampai mengutamakan kaum menderita dan tertintas. 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Yesus mengajarkan tentang hal melayani untuk para muridnya untuk sesama. Melayani bukan dilayani, hal ini sangat penting diajarkan oleh Yesus untuk saling membantu dan mengasihi sesama. Ketika Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dengan itu para muridnya kembali memperoleh roh kudus melalui kedatangan Yesus di tengah-tengah para murid sehingga, Yesus kembali menggerakan hati setiap para murid untuk memberikan semangat berkobar dalam firman Allah. Saya sangat teringat dengan kisah Yesus mengutus para muridnya untuk memberitakan firman Allah sampai kepada semua orang. 

Bapak-ibu yang terkasih. Saya mengingat pada suatu saat mendata umat di wilayah daratan tinggi di provinsi Sumatera Utara yang cuacanya sangat dingin. Saya ingat bahwa pelayanan yang di lakukan secara suka cita dan senang hati memperoleh karya pelayanan yang tulus ikhlas dan gembira. Saya merasakan bahwa ketika berjumpa dengan orang banyak untuk berbagi informasi sama halnya kita menyampaikan firman Allah yang sangat gembira. Saya juga ketika mengajarkan hal-hal yang sederhana untuk anak-anak saat sekolah minggu rasanya sangat gembira dan melepas penat yang ada di pikiran. Saya merasakan roh kudus yang di berikan oleh Yesus melalui anak-anak yang gembira yang hadir saat ingin berdoa dan ingin memuji nama Tuhan. 

Yesus tidak pernah mengajarkan tentang bagaimana cara kita mengajarkan orang lain demi memperoleh imbalan yang banyak, sebab hal apa yang akan kita berikan akan memberikan imbalan yang sangat besar dari Yesus Kristus. Jadilah saksi terang dunia bagi sesamamu untuk menjadi salah satu kasih yang telah diajarkan Yesus untuk pengikut yang setia. Janganlah ragu dan berdiam diri atas panggilan yang telah di ketuk oleh Yesus terhadap diri kita masing-masing manusia dalam menyebarkan kabar suka cita di tengah orang-orang banyak.
Tuhan Memberkati.

Minggu, 06 Juli 2025

Kelemahan Menjadi Kekuatan

Prasangka, kebiasaan, dan keterikatan emosional kadang mengaburkan mata iman kita. Akibatnya, seperti yang dikatakan Injil hari ini, Yesus tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana karena kurangnya iman mereka. Namun dalam Bacaan Kedua, Paulus menegaskan bahwa dalam kelemahan, kuasa Allah justru nyata. 
 
Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Minggu, 06 Juli 2025 

KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN 
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Ketika kita menyadari keterbatasan diri dan berserah kepada Tuhan, kuasa-Nya akan sempurna dalam kelemahan kita, membuat kita kuat bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena kekuatan Tuhan yang bekerja melalui kita. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan. Ini adalah bagian dari kodrat manusia. Jangan mencoba menyembunyikan atau menutupi kelemahan, tetapi terimalah dan hadapilah dengan jujur. Dalam  2 Korintus 12:9 menyatakan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Kelemahan kita menjadi panggung bagi kemuliaan Tuhan untuk dinyatakan. Ketika kita merasa lemah, sebenarnya kita sedang membuka diri agar kuasa Tuhan bekerja lebih nyata dalam hidup kita

Dalam Injil hari ini, Markus 6:1-6 Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazaret. Alih-alih disambut dengan sukacita, Ia justru ditolak oleh orang-orang yang merasa terlalu mengenal-Nya: “Bukankah Ia ini tukang kayu?” Mereka tersandung oleh kenyataan bahwa Mesias ternyata begitu biasa di mata mereka. Yesus pun heran karena ketidakpercayaan mereka. Ia tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana, bukan karena Ia tidak mampu, tetapi karena hati mereka tertutup. Penolakan Yesus di kampung halamannya menggambarkan betapa sulitnya bagi kita untuk menerima kebenaran ketika datang dari orang-orang yang kita kenal. Dalam Nats Alkitab ini diberitahu kekita bahwa Ketika kita memiliki prasangka tentang seseorang, kita akan sulit mengenalnya secara utuh. Terlebih lagi bila prasangka itu berasal dari sumber lain dan bukan pribadi itu secara langsung. Begitu juga pengenalan kita akan Yesus. Apakah kita sudah benar-benar mengenal-Nya?

Bapak-ibu yang terkasih dalam Kristus. Prasangka, kebiasaan, dan keterikatan emosional kadang mengaburkan mata iman kita. Akibatnya, seperti yang dikatakan Injil hari ini, Yesus tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana karena kurangnya iman mereka. Namun dalam Bacaan Kedua, Paulus menegaskan bahwa dalam kelemahan, kuasa Allah justru nyata. Ketika kita merasa lemah, tidak layak, atau bahkan ditolak seperti Yesus, di situlah rahmat Tuhan bekerja paling kuat. Hal ini mengingatkan kita untuk membuka hati terhadap karya Allah, di mana pun dan melalui siapa pun Ia bekerja. Tuhan bisa berbicara melalui orang biasa dalam hidup kita baik keluarga, sahabat, bahkan orang yang sering kita abaikan. Saudara-saudari, kita perlu menenangkan diri dan menyelidiki hati dan pikiran kita. Datanglah kepada Tuhan dengan kerelaan untuk mengubah prasangka dan dengan keterbukaan untuk menerima pesan-Nya.


Refleksi :
  • Apakah aku pernah meremehkan orang lain karena latar belakang atau penampilan luarnya?
  • Bagaimana tindakan kita dalam menyikapi kelemahan pribadi, apakah kita membiarkan Tuhan bekerja melalui kekurangan kita?
  • Bagaimana pula tindakan kita dalam menyikapi kekuatan yang diberikan oleh Allah, apakah kita akan menyombongkan kelebihan tersebut?
  • Lantas apa yang harus kita lakukan bila melihat kekurangan yang sama pada sesama atau saudara kita dalam mengembangkan potensi dalam dirinya?

Minggu, 29 Juni 2025

KUNCI KERAJAAN SURGA

Yesus memberikan kepada Petrus kunci kerajaan Surga, menegaskan peran pentingnya dalam membangun Gereja-Nya di atas iman yang kokoh. Maka sama seperti Paulus yang mempertahankan imannya hingga akhir hayatnya 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik
Minggu, 29 Juni 2025 

KUNCI KERAJAAN SURGA 
Oleh : Yohana Agustina 

Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau


Bapak/ibu, saudara/i Terkasih dalam Yesus Kristus.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, dua pilar Gereja perdana. Petrus, seorang nelayan yang kemudian berubah menjadi rasul, dipilih oleh Yesus untuk menjadi batu yang diatasnya ia mendirikan Gereja-Nya.

Paulus, di sisi lain adalah seorang penganiaya terhadap orang-orang Kristen,yang kemudian menjadi pewarta yang penuh semangat, setelah dia bertemu dengan Kristus yang telah bangkit dijalan menuju damsyil. Meskipun ada perbedaan latar belakang dan kepribadian diantar keduanya, Petrus dan Paulus berbagai misi yang sama, yakni memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada Timotius, paulus, meyakinkan bahwa Allah akan melindungi dan menyelamatkannya dari segala kejahatan. Dia juga percaya bahwa mahkota kehidupan telah disiapkan baginya di surga, menegaskan harapannya yang kuat pada janji Allah.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan. Dalam injil Matius, Yesus memberikan kepada Petrus kunci kerajaan Surga, menegaskan peran pentingnya dalam membangun Gereja-Nya di atas iman yang kokoh. Maka sama seperti Paulus yang mempertahankan imannya hingga akhir hayatnya, dan petrus yang diberikan kunci kerajaan surga, kita pun dipanggil untuk mempertahankan iman kita dalam segala situasi, sehingga kita dapat menjadi saksi yang setia dan terus-menerus membangun kerajaan Allah di bumi.

Minggu, 22 Juni 2025

YESUS MEMBERI MAKAN 5000 ORANG

Yesus meminta mereka untuk menyerahkan apa yang ada pada mereka yaitu lima roti dan dua ikan. Terlalu sedikit untuk kerumunan besar? Ya, secara manusiawi. Tapi di tangan Tuhan, apa yang sedikit bisa menjadi cukup, bahkan berlimpah, asalkan kita rela menyerahkan semuanya kepada-Nya. 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik  
Minggu,  22 Juni 2025



YESUS MEMBERI MAKAN 5000 ORANG 
Oleh : Neni Irawaty, S.Pd 
Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau


Bapak- Ibu yang dikasihi Tuhan.
Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang bukan hanya tentang mukjizat menggandakan lima roti dan dua ikan, melainkan juga tentang belaskasih, partisipasi, dan berkat yang berlimpah. Ketika Yesus melihat kerumunan orang yang mengikuti-Nya, Ia tidak melihat beban atau gangguan. Ia melihat kebutuhan mereka baik rohani maupun jasmani. 

Saudara – saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, Dalam kasih-Nya, Yesus mengajarkan bahwa iman yang sejati bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan dan dibagikan. Ia mengajar, menyembuhkan, dan memberi makan mereka. Namun mukjizat ini tidak terjadi begitu saja. Ia melibatkan para murid, meskipun mereka awalnya ragu. Yesus meminta mereka untuk menyerahkan apa yang ada pada mereka yaitu lima roti dan dua ikan. Terlalu sedikit untuk kerumunan besar? Ya, secara manusiawi. Tapi di tangan Tuhan, apa yang sedikit bisa menjadi cukup, bahkan berlimpah, asalkan kita rela menyerahkan semuanya kepada-Nya.

Bapak ibu dan saudara saudari, dua belas bakul sisa yang dikumpulkan bukan hanya soal efisiensi, tetapi menjadi simbol bahwa berkat Allah tidak hanya cukup, tapi melimpah-limpah. Ketika kita memberi dengan iman dan cinta, Tuhan akan melipat gandakannya untuk memenuhi kebutuhan banyak orang.

Refleksi Pribadi:
•    Apakah aku rela mempercayakan "lima roti dan dua ikan" ku kepada Tuhan?
•    Apakah aku percaya bahwa Tuhan bisa memakai hal kecil dalam hidupku untuk kebaikan yang besar?
•    Sudahkah aku menjadi saluran berkat bagi orang lain seperti para murid yang ikut ambil bagian dalam mukjizat ini?

Tuhan Memberkati. Amin

Minggu, 15 Juni 2025

HIDUP BERSAMA ROH KUDUS

Kita adalah orang-orang yang mengaku sebagai umat yang menerima Roh Kudus dalam hidup kita, namun sudahkah kita hidup dalam pimpinan-Nya? Sudahkah dua gaya hidup itu tercermin dalam kata dan perbuatan kita sehari-hari? Hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Allah melalui hidup kita.

  

Renungan Penyuluh Agama Katolik
Minggu, 15 Juni 2025



HIDUP BERSAMA ROH KUDUS

Oleh : Japasmen Tinambunan, S.Ag
Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau 



Saudara yang dikasihi Tuhan.
Tritunggal mahakasih telah memberi yang terbaik demi kebahagiaan kita. Bapa menganugerahkan Yesus, anak-Nya yang Tunggal yang Ia kasihi. ( Yohanes 3:16 ). Yesus memberi  diri-Nya agar kita memiliki kehidupan dalam kelimpahan ( Yohanes 15:11 ) dan Bapa, dalam nama Yesus, mencurahkan  ke dalam hati kita, seluruh  daya cinta kasih-Nya  yang Ia miliki, yaitu : Roh Kudus

Sebagai umat Tuhan, seringkali kita mengaku bahwa kita adalah orang-orang yang telah menerima Roh Kudus dalam hidup kita. Namun, seberapa besar kita membiarkan Roh itu bekerja dalam diri kita? Kadang sekalipun kita mengaku bahwa Roh Kudus ada dalam hidup kita, kenyataannya kita tidak memberi ruang bagi-Nya untuk bekerja dan memimpin hidup kita.

Saudara-saudari, berdasarkan Injil Yohanes 16:12-15, orang yang hidup-Nya terbuka untuk dipimpin Roh Kudus seharusnya memiliki dua gaya hidup berikut ini:

1.    Hidup dalam kebenaran.
Kehadiran Roh Kudus dalam diri seseorang berfungsi sebagai penolong bagi orang itu untuk mengenali kebenaran-kebenaran yang Allah ajarkan. Yoh 16:13 mengatakan, “...apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Jika peran Roh Kudus seperti itu, maka sebenarnya orang yang hidup-Nya dipimpin Roh Kudus, akan semakin dimampukan untuk mengerti kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu. Jika ada orang yang mengaku dipimpin Roh Kudus, namun dirinya masih hidup dalam ketidak benaran, berarti orang itu belum memberi ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidupnya.

2.    Memuliakan Allah.
Siapapun yang hidupnya dipimpin Roh Kudus seharusnya orang itu hidup memuliakan Allah. Sebab, kehadiran Roh Kudus di dunia juga berperan untuk memuliakan Allah Bapa dan Yesus Kristus. Dalam Injil Yoh 16:14 firman Tuhan berkata, “Ia (Roh Kebenaran-red) akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”  Jadi barangsiapa yang hidupnya dipimpin Roh Kudus, tentu orang itu akan melakukan seperti apa yang dilakukan Roh itu bagi Allah, yaitu memuliakan Allah dalam sepanjang hidupnya.


Bagaimana dengan hidup kita? Kita adalah orang-orang yang mengaku sebagai umat yang menerima Roh Kudus dalam hidup kita, namun sudahkah kita hidup dalam pimpinan-Nya? Sudahkah dua gaya hidup itu tercermin dalam kata dan perbuatan kita sehari-hari? Hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Allah melalui hidup kita. 

Bapak ibu yang terkasih, Allah adalah Sumber dan Pembangkit Hidup. Hidup Allah Bapa itu  nampak sepenuhnya dalam Pribadi Yesus, yang adalah Allah yang menjadi manusia. Kemudian Hidup Allah itu disebut Roh yaitu Nafas,  sebab manusia  dinyatakan masih hidup  jika ia masih bernafas. Kekuatan  kasih Allah adalah Roh Kudus yang dicurahkan kepada semua manusia. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu bersyukur dan berterima kasih atas segala kasih dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita melalui curahan Roh Kudus. Tuhan Yesus Memberkati ! Amin.



Minggu, 19 Mei 2024

Ia Akan Memimpin Kamu Ke Dalam Seluruh Kebenaran

Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

 
Pada hari Minggu ini, bacaan Injil Yohanes 15:26-27; 16:12-15 mengisahkan tentang “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”. Bacaan ini menyampaikan pesan penting tentang Roh Kudus yang akan datang untuk membimbing kita ke dalam seluruh kebenaran. Yesus menegaskan bahwa Roh Kudus akan datang untuk membimbing kita dan mengungkapkan kebenaran yang mendalam tentang Allah.

 
Sering kali dalam penzirahan hidup kita, ada kekuatan antara kebutuhan daging dan Roh. Bahkan, dalam hidup menggereja, kita sering memperdebatkan apakah yang kita lakukan itu keinginan pribadi atau demi misi Gereja Semesta. Apakah di dalam pelayanan itu, kita sudah hidup menurut Roh dan menghasilkan buah? Pelayanan yang didasarkan pada bimbingan Roh kebenaran akan berbuah kebaikan; akan semakin banyak orang memuliakan Tuhan, dan menikmati keselamatan yang dijanjikan-Nya melalui kehadiran dan pelayanan kita.


Pohon dapat dilihat dari buahnya. Tentu bukan perkara yang mudah bagi kita sebagai orang beriman untuk menghasilkan buah-buah iman. Di sinilah kita diingatkan akan peran secara nyata dari Roh Kudus. Roh Kudus mendampingi dan membimbing kita masuk dalam hidup dan pribadi Kristus. Pada Hari Raya Pentakosta ini kita diajak untuk membantu sesama dan diri kita sendiri untuk menyelami apa yang menjadi rencana Allah atas hidup kita.
 

Yesus ingin menegaskan kepada kita bahwa meskipun Ia akan meninggalkan dunia ini, umat-Nya tidak akan ditinggal sendirian. Roh Kudus akan datang untuk membimbing, menghibur, dan menguatkan kita. Roh Kudus adalah saksi kebenaran tentang Yesus dan akan menuntun kita pada kebenaran yang lebih dalam.
 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Aktualisasi apa yang diinginkan Yesus dalam menjalani panggilan hidup kita dalam sikap, perilaku, dan tindakan.

Pertama, menghidupi kebenaran. Ini berarti kita harus menjauhi kebohongan, kecurangan, dan segala bentuk ketidakjujuran serta ketidakadilan. Misalnya kita bekerja dengan jujur dan adil, serta tidak terlibat dalam praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.

Kedua, kesaksian hidup. Yesus memanggil kita untuk bersaksi tentang Dia. Hal ini dapat diwujudkan dalam hal tidak ragu, bimbang, dan malu mengakui iman kekatolikan kita di tengah masyarakat dan umum, misalnya membantu sesama yang sedang kesulitan atau aktif terlibat dalam sosial gereja, kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara.

Ketiga, mengandalkan Roh Kudus. Setiap ruang, tempat, dan waktu (detik, menit, jam, hari) kita diundang membuka hati dan pikiran kita terhadap bimbingan Roh Kudus Allah, dalam situasi sulit dan gembira spirit Roh Kudus harus ada dalam hidup kita. Hidup dalam Roh Kudus akan menghasilkan buah-buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesetiaan, sementara jika hidup kita dipimpin oleh daging akan menghasilkan perbuatan-perbutan daging yang bertentangan dengan Roh Kudus.

Pengaruh dan efek dari buah-buah Roh Kudus melahirkan sikap toleransi juga merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang menerima Roh Kudus. Seseorang dapat menghargai, menghormati orang lain serta alam ciptaan. Istilah toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama, berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat juga ramah dengan lingkungan atau ciptaan lainnya.

Roh Kudus juga melahirkan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama, yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum; berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa yang kita sebut Moderasi Beragama. Menjadi media untuk menghindari diri dari konflik-konflik sosial, baik kebangsaan dan maupun keagamaan.

 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Mari kita membiarkan diri kita sendiri, keluarga, lingkungan hidup, dan komunitas Gereja seluruhnya untuk dibimbing dan dituntun oleh Roh Kudus.

Terpujilah Engkau Allah Tritunggal Mahakudus atas segala berkat yang Engkau curahkan kepada kami. Ajarlah kami untuk senantiasa hidup menurut Roh dan bukan menurut keinginan daging. Amin.

Popular Posts