Senin, 15 September 2025

Maria, Bunda Teladan Kesetiaan Dalam Berduka

Dari Maria kita belajar untuk tidak menghindari duka, melainkan menghadapinya dengan iman. Penderitaan bisa menjadi jalan rahmat jika kita mempersatukannya dengan salib Kristus. Dengan demikian, duka bukan lagi tanda putus asa, melainkan kesempatan untuk merasakan kasih Allah yang memberi kekuatan. 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 15 September 2025
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita


Maria, Bunda Teladan Kesetiaan Dalam Berduka
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 
Penyuluh Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Salve,

Selamat memasuki Minggu ketiga pada Bulan Kitab Suci Nasional ….
 

Bapak-ibu terkasih, hari ini Gereja mengenang Santa Perawan Maria Berdukacita. Sehari setelah perayaan Salib Suci, kita diajak menatap sosok Maria, seorang ibu yang teguh berdiri di bawah salib Putranya. Kesetiaannya tidak hanya tampak ketika menerima kabar gembira dari malaikat, tetapi juga ketika harus menanggung pahitnya kehilangan. Meski telah kehilangan, namun imannya tetap teguh. Maria mengajarkan kita bahwa iman sejati bukan hanya bertahan di saat penuh sukacita, tetapi juga saat diliputi duka dan penderitaan. Ia tidak menolak kehendak Allah, melainkan tetap yakin bahwa di balik salib ada rencana keselamatan yang jauh lebih agung. Duka yang dialaminya bersatu dengan penderitaan Kristus yang membawa penebusan bagi dunia.

Bapak-ibu yang terkasih, dalam kehidupan kita pun ada kalanya kita harus memanggul salib baik dalam bentuk sakit penyakit, kesulitan hidup, persoalan keluarga, maupun pergumulan batin. Dari Maria kita belajar untuk tidak menghindari duka, melainkan menghadapinya dengan iman. Penderitaan bisa menjadi jalan rahmat jika kita mempersatukannya dengan salib Kristus. Dengan demikian, duka bukan lagi tanda putus asa, melainkan kesempatan untuk merasakan kasih Allah yang memberi kekuatan. 

Bapak-ibu yang terkasih, melalui peristiwa Yesus di Salib oleh orang yang di kasihi-Nya dan kesetiaan Bunda Maria sebagai Hamba Tuhan, dapat kita teladani bahwa dalam setiap pergumulan hidup Iman adalah Jembatan tak terlihat yang menghubungkan hati kita dengan Rencana Besar Tuhan, meskipun kita sering tidak dapat memahaminya. Iman menjadi dasar pegangan hidup kita untuk tetap percaya bahwa di balik duka yang kita terima, ada rencana teramat indah dari-Nya. Semoga melalui peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita ini, kita semakin diteguhkan untuk meneladani kesetiaan Maria: tetap percaya meskipun hati sedang terluka. Sebab iman kita dipanggil untuk bertumbuh, bukan hanya ketika terang hadir, tetapi juga ketika kegelapan melingkupi hidup.


Refleksi Pribadi : 

  • Bagaimana sikap saya ketika menghadapi penderitaan atau duka dalam hidup? Apakah saya lebih sering mengeluh, ataukah berusaha melihatnya dalam terang iman?
  • Apa arti salib dalam kehidupan saya sehari-hari, dan bagaimana saya bisa memaknai penderitaan sebagai jalan menuju kedekatan dengan Allah?
  • Dari pengalaman pribadi, adakah momen di mana saya merasakan kehadiran Tuhan justru di tengah penderitaan?
  • Apa langkah nyata yang bisa saya lakukan hari ini untuk menguatkan orang lain yang sedang berada dalam duka atau kesulitan?

Popular Posts