Senin, 29 September 2025

ORANG KAYA dan LAZARUS YANG MISKIN

Kitab Suci tidak mengajarkan bahwa menjadi kaya itu dosa, tetapi Alkitab mengingatkan umat Allah bahwa kekayaaan dapat menjadi jebakan dan godaan yang menenggelamkan manusia ke dalam kebinasaan


Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 29 September 2025

ORANG KAYA & LAZARUS YANG MISKIN
Oleh : Ignatius Tri Pamungkas S.M
Penyuluh Agama Katolik Non ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Salve, Selamat memasuki Minggu keempat pada Bulan Kitab Suci Nasional ….
Hari ini kita sampai pada perumpamaan di Lukas 16:19-31. Perumpamaan ini sering disebut dengan judul Perumpamaan tentang Orang Kaya dan Lazarus yang miskin.

 

Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin dapat dilihat sebagai sebuah  dua babak. Babak pertama merupakan presentasi dari kehidupan dan kematian di bumi, dan babak kedua yang menggambarkan surga dan neraka. Tuhan Yesus menceritakan kisah orang kaya itu berpakaian ungu seperti pakaian yang dikenakan raja-raja dan imam besar, orang kedua yang diperkenalkan hidup dalam kemiskinan. Meskipun menjalani kehidupan sebagai seorang yang tidak berarti, dia memiliki sebuah nama, ia dipanggil Lazarus.

Kematian datang dan berakhirnya penderitaan Lazarus, malaikat Allah datang dan membawanya ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, orang kaya itu masuk ke neraka tanpa membawa harta miliknya di dunia. Kitab Suci tidak mengajarkan bahwa menjadi kaya itu dosa, tetapi Alkitab mengingatkan umat Allah bahwa kekayaaan dapat menjadi jebakan dan godaan yang menenggelamkan manusia ke dalam kebinasaan

Kisah itu juga mengajarkan bahwa melakukan yang baik kepada sesama untuk memuliakan Tuhan adalah waktu hidup, bukan sesudah mati. Orang kaya itu bisa melakukan hal yang baik semasa hidupnya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia memiliki harta yang melimpah untuk dipakai memuliakan Allah, tetapi ia melupakannya. Ia punya kesempatan untuk menolong orang yang lemah dan berkekurangan, tetapi dia tidak menggunakan kesempatan itu. Ia hanya hidup bersenang-senang dan melupakan tugas dan tanggung jawabnya. Hatinya tidak tergerak ketika melihat Lazarus miskin mengambil remah-remah makanan di bawah kolong mejanya. Ia sampai hati melihat anjingnya menjilati borok-boroknya Lazarus tanpa berbuat sesuatu untuk menolong. Waktu ajalnya telah tiba, tidak ada kesempatan lagi baginya.

Pertanyaan bagi diri kita, mulai dari sekarang kah kita mempersiapkan diri, untuk bekal kita nanti pada saat kematian itu tiba ? atau kita memilih menikmati hidup didunia seperi orang kaya tersebut? Mari kita renungkan.



Popular Posts