Rabu, 24 September 2025

Iman Yang Kuat Tumbuh Dari Kesetiaan

Berdoalah, berharaplah, dan janganlah khawatir. Kekhawatiran itu tidak ada gunanya. Allah Maharahim dan akan mendengarkan doamu. Lewat teladan Santo Pius, kita diajak menyadari bahwa iman yang kuat tumbuh dari kesetiaan dalam hal-hal sederhana: doa yang tulus, kesediaan berkorban, dan ketaatan terhadap sabda Tuhan

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Rabu, 24 September 2025

Iman Yang Kuat Tumbuh Dari Kesetiaan
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 
Penyuluh Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau



Salve, Selamat memasuki Minggu terakhir pada Bulan Kitab Suci Nasional ...
 
Hari ini Gereja merayakan Santo Pius dari Pietrelcina, atau yang biasa disebut Padre Pio. Ia adalah seorang imam sederhana dari Italia yang mendapat karunia istimewa berupa stigmata, yaitu luka-luka Kristus yang nampak dalam tubuhnya. Sepanjang hidupnya, Padre Pio dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, tekun berdoa, dan setia melayani umat, terutama lewat Sakramen Tobat. Kehidupannya menjadi contoh nyata bahwa doa yang sungguh-sungguh serta pengorbanan yang tulus bisa menjadi jalan menuju kekudusan.

Saudara-saudari terkasih, Injil hari ini (Lukas 8:19-21) menceritakan sabda Yesus: “Ibuku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Perkataan Yesus ini mengingatkan kita bahwa kedekatan sejati dengan Tuhan bukan hanya soal ikatan keluarga atau tradisi keagamaan, tetapi lebih dalam lagi, yaitu ketaatan kita pada firman Allah. Hidup kita akan sungguh berarti jika kita mau mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Santo Pius juga mengajarkan bahwa doa adalah napas bagi jiwa. Ia pernah berkata: “Berdoalah, berharaplah, dan janganlah khawatir. Kekhawatiran itu tidak ada gunanya. Allah Maharahim dan akan mendengarkan doamu.” Ucapan ini mengajarkan kita untuk tetap bertekun dalam doa, walaupun sering kali jawaban Tuhan tidak datang sesuai keinginan atau waktu yang kita harapkan. Doa yang sejati bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan sikap hati yang rela menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam rencana Allah.

Bapak-ibu yang terkasih, lewat teladan Santo Pius, kita diajak menyadari bahwa iman yang kuat tumbuh dari kesetiaan dalam hal-hal sederhana: doa yang tulus, kesediaan berkorban, dan ketaatan terhadap sabda Tuhan. Semoga kita berani meniru semangat hidupnya, sehingga hidup kita pun bisa menjadi kesaksian nyata akan kasih Allah bagi orang-orang di sekitar kita.


Refleksi Pribadi : 
  1. Apakah kita sudah setia menyediakan waktu untuk berdoa setiap hari, ataukah sering menomorkedua-kan doa di tengah kesibukan?
  2. Bagaimana kita menghidupi Firman Tuhan dalam keluarga, pekerjaan, dan pelayanan sehari-hari?
  3. Apakah kita pernah mengalami kekuatan doa yang mengubah hati kita dalam situasi sulit?
  4. Apa langkah konkret yang bisa saya lakukan hari ini untuk menjadi berkat melalui doa dan pengorbanan bagi orang lain?

Popular Posts