Rabu, 24 September 2025

Hidup Setia dalam Hal Kecil dan Besar

Mari bijaksana dan cerdas menggunakan segala sesuatu yang dipercayakan Allah kepada kita. Jika kita setia dalam hal-hal kecil, kita sedang mempersiapkan diri untuk hal-hal besar yang dipercayakan Allah.

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Rabu, 24 September 2025
Lukas 16:1-13

 

Hidup Setia dalam Hal Kecil dan Besar
Oleh : Rotama Manullang, S.Ag 
Penyuluh Agama Katolik Non ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Salve …

Saudara-saudara yang terkasih, Injil hari ini menghadirkan perumpamaan tentang seorang bendahara yang tidak jujur namun cerdik. Yesus menceritakan bagaimana bendahara itu, ketika hendak dipecat karena menyalahgunakan harta tuannya, menggunakan cara cerdik dengan mendekati orang-orang yang berhutang kepada tuannya agar ia tetap memiliki teman ketika tidak lagi bekerja. Sekilas, perumpamaan ini bisa membingungkan. Mengapa Yesus memuji kelicikan seorang bendahara yang tidak jujur? Namun, inti dari pesan Yesus bukanlah mendukung ketidakjujuran, melainkan mengajak kita untuk bijaksana dan cerdas menggunakan segala sesuatu yang dipercayakan Allah kepada kita. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan menyadari beberapa hal penting dibawah ini:

1.    Harta duniawi bukanlah segalanya.
Yesus mengingatkan bahwa harta duniawi bersifat sementara. Uang bisa habis, jabatan bisa hilang, kekuasaan bisa runtuh. Namun, hidup yang dijalani dengan setia kepada Allah akan menghasilkan harta kekal di surga. Hal-hal kecil yang dimaksud bisa berupa kejujuran sehari-hari, ketekunan dalam doa, kesetiaan dalam pekerjaan, perhatian kepada sesama, dan ketulusan dalam keluarga. Jika kita setia dalam hal-hal kecil, kita sedang mempersiapkan diri untuk hal-hal besar yang dipercayakan Allah. 

2.    Setia dalam Hal Kecil, Baru Dipercaya Hal Besar.
Hal-hal kecil yang dimaksud bisa berupa kejujuran sehari-hari, ketekunan dalam doa, kesetiaan dalam pekerjaan, perhatian kepada sesama, dan ketulusan dalam keluarga. Jika kita setia dalam hal-hal kecil, kita sedang mempersiapkan diri untuk hal-hal besar yang dipercayakan Allah.

3.    Bijaksana Mengelola Waktu, Talenta, dan Harta.
Bendahara dalam perumpamaan itu memang licik, tapi ia bijaksana menggunakan kesempatan yang ada. Kita pun diajak untuk bijak mengelola apa yang Allah percayakan: Waktu: Jangan sia-siakan hanya untuk hal duniawi, tetapi gunakan juga untuk doa, pelayanan, dan karya kasih. Talenta: Gunakan kemampuan untuk membangun sesama, bukan hanya mencari keuntungan pribadi. 
Harta: Gunakan bukan hanya untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga berbagi dengan orang miskin dan mendukung karya Gereja. 

4.    Mengabdi kepada Allah, Bukan Mamon.
Yesus menutup pengajaran ini dengan tegas: “Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Kita harus memilih: siapa yang kita layani? Allah atau mamon (harta duniawi)? Pilihan ini nyata dalam keseharian kita:

  • Apakah kita lebih memilih berdoa atau terus sibuk dengan pekerjaan?
  • Apakah kita rela berbagi atau hanya menumpuk kekayaan?
  • Apakah kita setia pada nilai Kristus atau kompromi demi keuntungan? 


Hari ini kita diingatkan untuk tidak terikat pada mamon, melainkan setia kepada Allah. Harta duniawi hanyalah sarana, bukan tujuan. Kesetiaan dalam hal kecil membawa kita pada kepercayaan untuk hal besar. Mari kita bijaksana, setia, dan memilih Allah sebagai satu-satunya Tuan hidup kita. Semoga ke 4 hal penting tersebut mampu kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin



Popular Posts