Maria : Jiwaku Memuliakan Tuhan
Magnificat menjadi inspirasi untuk doa pribadi dan keluarga, mendorong umat untuk merenungkan tindakan Allah dalam kehidupan mereka dan menunjukkan rasa syukur serta kerendahan hati. Magnificat dalam revolusi moral menekankan nilai kerendahan hati dan menjauhkan diri dari kesombongan.
Renungan Penyuluh Agama Katolik
Rabu, 03 September 2025
Maria : Jiwaku Memuliakan Tuhan
Oleh : Repelita Br Sembiring
Penyuluh Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov. Riau
Salve…
Bapak ibu, saudara/i yang terkasih.
Pada hari Minggu, kita merayakan Santa Perawan Maria diangkat kesurga. Maria Adalah Perempuan yang Istimewa, karena Ia dipilih Allah untuk menjadi perantara hadirnya Yesus, penyelamat dunia. Maria Adalah pribadi dengan iman yang hidup. Hal itu tampak dalam pujiannya kepada Allah “Magnificat” seperti yang kita dengar dalam Injil. Ia memuji Allah bukan hanya karena Allah berkarya dalam dirinya, tetapi juga Maria bersyukur karena ia melihat karya-Nya Allah dalam diri orang lain, lebih dalam diri mereka yang lapar, terbelenggu, tertindas dan menderita.
Apabila kita menelaah Lukas 1:39-56, maka berpusat pada perjumpaan Maria dan Elisabet, yang menunjukkan pentingnya iman, kerendahan hati, dan kuasa Allah yang membalikkan keadaan orang-orang yang rendah hati. Maria, yang beriman, pergi mengunjungi Elisabet yang lebih tua untuk berbagi sukacita dan mengalami penggenapan janji Tuhan. Magnificat Maria adalah pujian atas perbuatan besar Allah, yang meneguhkan bahwa Allah menjatuhkan yang sombong dan meninggikan yang rendah, serta mengisi orang lapar dan menyuruh orang kaya pergi dengan tangan kosong.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita hanya bersyukur Ketika Allah mengabulkan doa atau memenuhi permintaan kita. Namun, mungkin kita kurang ikut bersyukur atas karya-Nya baik Allah dalam diri orang lain, seperti Maria kita diajak untuk belajar melihat karya-Nya Allah diluar diri kita dan turut mensyukuri dalam doa-doa kita. Oleh sebab itu, kita sebagai umat Allah senantiasa meneladani Bunda Maria yang tulus hati berdoa melaksanakan perintah Allah serta taat terhadap kehendak Allah baik suka maupun duka sehingga memperoleh tempat di Surga.
Apa Respons Maria? Setelah menyalami Elisabet, Maria menyanyikan kidung Magnificat sebagai respons penuh sukacita dan pujian atas tindakan Tuhan dalam hidupnya. Magnificat menjadi inspirasi untuk doa pribadi dan keluarga, mendorong umat untuk merenungkan tindakan Allah dalam kehidupan mereka dan menunjukkan rasa syukur serta kerendahan hati. Magnificat dalam revolusi moral menekankan nilai kerendahan hati dan menjauhkan diri dari kesombongan.