Senin, 11 Agustus 2025

Mengalah Demi Kebaikan, Itulah Kemenangan


kebebasan rohani bukan berarti kita bebas berbuat seenaknya, melainkan dipakai untuk membangun kasih dan menjaga kedamaian. Yesus mengajarkan kita untuk memiliki kerendahan hati.



Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 11 Agustus 2025


Mengalah Demi Kebaikan, Itulah Kemenangan

Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 
Penyuluh Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau



Salve, Salam Sejahtera untuk kita semua…

Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, Injil hari ini mengisahkan bahwa Yesus akan segera diserahkan ke dalam tangan manusia, mereka akan membunuh Dia, tetapi Ia juga akan bangkit pada hari ketiga. Maka, para murid pun merasa sedih mendengar penyampaian tersebut. Di tengah berita yang menggetarkan hati, muncul peristiwa baru yang penuh makna : pajak Bait Allah. Yesus sebenarnya bebas dari kewajiban itu karena Ia adalah Anak Allah, tetapi Ia memilih untuk membayar pajak demi menghindari perpecahan dan batu sandungan di tengah masyarakat. Dari peristiwa ini, mengajarkan bahwa kebebasan rohani bukan berarti kita bebas berbuat seenaknya, melainkan dipakai untuk membangun kasih dan menjaga kedamaian. Yesus mengajarkan kita untuk memiliki kerendahan hati, kesediaan berkorban, dan kebijaksanaan dalam mengambil langkah agar kesaksian iman kita tidak terhalang oleh hal-hal kecil yang bisa dihindari. 

Bapak ibu yang terkasih, Yesus kembali menunjukkan sebuah Mukjizat hari ini, dengan Mukjizat ikan yang membawa koin di mulutnya. Hal itu menunjukkan bahwa Allah mampu mencukupi kebutuhan kita dengan cara yang tak terduga. Ketika kita menjalankan tugas dan tanggung jawab demi kebaikan bersama, Tuhan akan menyediakan apa yang kita perlukan. Mari kita belajar dari Yesus untuk tidak mudah mempertahankan ego. Kadang, mengalah bukan berarti kalah, tetapi menang dalam kasih. Tuhan tahu hati kita, dan Ia sanggup mencukupi segala kebutuhan kita, bahkan melalui cara yang tidak pernah kita duga, seperti koin di mulut ikan. 

Semoga kita senantiasa menjadi umat yang rendah hati, penuh kasih, dan percaya sepenuhnya pada rancangan Tuhan.

Refleksi Pribadi :

  • Apakah kita telah menggunakan kebebasan rohani untuk membangun sikap mengasihi terhadap sesama kita?
  • Apakah selama ini kita telah rela menurunkan sikap ego demi persatuan dan kedamaian di lingkungan sekitar?
  • Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan senantiasa mencukupi kebutuhan ketika kita melangkah demi kebaikan?

Popular Posts