Senin, 04 Agustus 2025

Yesus Adalah Berkat Bagi Kita Semua

Yesus  menegur  mereka karena  hanya  mencari  makanan  yang  fana,  bukan  makanan  yang  memberi  hidup  kekal.  Ia mengajak  mereka  untuk  mengarahkan  hati  kepada  hal  yang  lebih  dalam,  Diri-Nya  sendiri sebagai Roti Hidup. 



Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 04 Agustus 2025

Yesus Adalah Berkat Bagi Kita Semua 
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau

 

Selamat hari Minggu... 
Shalom saudara-saudari yang terkasih,  pada  perikop  hari  ini, Yesus  mengatakan bahwa  Dialah  Roti  Hidup.  Banyak  orang  mencari Yesus karena sebelumnya mereka telah melihat mukjizat lima roti dan dua ikan. Mereka ingin terus mendapatkan makanan. Tetapi Yesus ingin mereka mengerti bahwa yang paling penting bukan makanan jasmani, tetapi makanan Rohani yaitu Dia sendiri. 


Yesus tahu bahwa kita sebagai manusia tidak hanya lapar karena perut kosong, tetapi juga karena hatinya. Kadang kita merasa gelisah, sedih, bingung, bahkan hampa. Itu tanda bahwa hati kita lapar akan kasih Tuhan. Kita butuh Yesus untuk mengisi kekosongan itu. Hari ini, Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Dia tidak hanya memberi berkat, tetapi Dia adalah berkat itu sendiri. Saat kita menerima Dia melalui doa, sabda, dan Ekaristi kita akan merasa lebih tenang dan kuat menjalani hidup. 

Banyak orang dalam Injil hari ini mencari Yesus karena  mereka  telah  melihat  mukjizat  penggandaan  roti.  Namun,  Yesus  menegur  mereka karena  hanya  mencari  makanan  yang  fana,  bukan  makanan  yang  memberi  hidup  kekal.  Ia mengajak  mereka  untuk  mengarahkan  hati  kepada  hal  yang  lebih  dalam,  Diri-Nya  sendiri sebagai Roti Hidup. 

Saudara-saudari  yang  terkasih,  Yesus  bukan  hanya  memberi  makan  tubuh,  tetapi  juga mengenyangkan hati dan jiwa. Kita sering datang kepada Tuhan karena kebutuhan jasmani, rezeki, kesehatan, keberhasilan.  Itu tidak salah, tetapi Tuhan ingin kita bertumbuh dalam iman, bukan hanya karena berkat-Nya, tetapi karena siapa Dia bagi kita. Saat kita lapar secara Rohani dan merasa hampa, maka datanglah kepada-Nya. Ia tidak menolak, bahkan tetap menyambut kita dengan kasih yang melimpah. 

Refleksi : 

  1. Apakah aku lebih mencari Tuhan karena berkat-Nya, atau karena kasihku kepada-Nya? 
  2. Sudahkah aku memberi waktu untuk datang kepada Yesus dalam doa dan Ekaristi? 
  3. Bagaimana aku bisa menjadikan Ekaristi dan doa sebagai santapan rohani harianku?


Popular Posts