Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih.
Renungan Penyuluh Agama Katolik
Minggu, 13 Juli 2025
DIUTUS UNTUK MEMBAWA KABAR GEMBIRA
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd
Penyuluh Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam Injil hari ini, Yesus mengutus dua belas murid-Nya untuk mewartakan pertobatan, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit. Ia memberi mereka kuasa, namun juga membatasi perbekalan mereka: tidak boleh membawa makanan, bekal, atau uang. Mereka harus mengandalkan penyelenggaraan Allah dan kebaikan hati sesama. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam iman dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Kita pun diutus, meski bukan sebagai rasul secara formal, tetapi sebagai murid Kristus yang hidup di tengah dunia. Kita diminta mewartakan Kabar Gembira melalui kesederhanaan hidup, ketulusan hati, dan kasih yang nyata.
Yesus mengutus kita untuk pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah secara sederhana, menyembuhkan orang-orang yang sakit, baik fisik maupun spiritual, dan mengasihi tanpa syarat siapa saja yang dijumpai sebagaimana Yesus mengasihi. Kita tidak melangkah maju berdasarkan kemampuan, kesempurnaan kita, atau kuat-kuasa yang kita miliki, melainkan sekadar dalam nama dan kuasa Yesus Kristus. Sang Guru dan Tuhan kita itu telah memilih kita dan memperlengkapi kita agar dapat melakukan kehendak-Nya oleh kuasa Roh Kudus yang hidup di dalam diri
Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, semua apa yang kita lakukan, kita harus mulai dengan doa. Doa harus dilakukan dengan niat dan tenang. Kita minta kepada Allah, misalnya kita berdoa untuk mewartakan Firman Tuhan maka doa kita adalah Yesus Kristus, tolonglah kami agar dapat mengenali panggilan-Mu, menerima kuat-kuasa dan otoritas-Mu, dan setia dalam mewartakan Kerajaan Allah seturut kehendak-Mu. Oleh Roh Kudus-Mu, perkenankanlah kami meneruskan anugerah kesembuhan dari-Mu kepada semua orang yang membutuhkannya. Amin.
Bacaan dari Kitab Amos juga menegaskan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa seperti Amos, yang hanya seorang peternak dan pengolah buah ara. Menarik bagi kita untuk mencatat bahwa bahkan dalam cerita pengutusan para murid ini, Yesus tetap berada di pusat. Yesus-lah yang memanggil kedua belas murid-Nya (Luk 9:1), seperti Ia pada awalnya telah memanggil masing-masing murid itu untuk datang dan mengikut-Nya. Dengan berjalannya waktu, Yesus telah menyatakan diri-Nya dan mensharingkan hidup-Nya dengan mereka. Mereka ini bukanlah rasul-rasul yang mengangkat diri mereka sendiri, dan mereka pun bukanlah pribadi-pribadi yang memiliki kharisma dan kemampuan secara alamiah. Satu-satunya hal yang membedakan diri mereka dengan orang-orang lain adalah relasi mereka dengan Yesus. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih. Amin