Mukjizat Tuhan Selalu Ada
Di balik mukjizat itu, kita diingatkan bahwa Yesus bukan hanya memperhatikan kebutuhan rohani, tetapi juga kebutuhan jasmani umat-Nya. Ia selalu mengetahui kebutuhan akan umat-Nya.
Renungan Penyuluh Agama Katolik
Selasa, 29 Juli 2025
Mukjizat Tuhan Selalu Ada
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd
Penyuluh Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau
Bapak-ibu yang terkasih, minggu lalu tema kita mendengar panggilan-Nya di tengah kesibukan aktifitas kita. Injil hari ini membawa kita pada mukjizat yang sangat terkenal yaitu Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Di balik mukjizat itu, kita diingatkan bahwa Yesus bukan hanya memperhatikan kebutuhan rohani, tetapi juga kebutuhan jasmani umat-Nya. Ia selalu mengetahui kebutuhan akan umat-Nya. Seorang anak kecil dengan bekal sederhana menjadi sarana kasih Allah bagi banyak orang. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mampu melakukan hal besar melalui yang kecil, bila diserahkan sepenuhnya kepada-Nya.
Bapak-ibu yang dikasihi oleh Tuhan, dalam hidup, kita sering merasa bahwa apa yang kita miliki tidak cukup, baik itu dalam hal waktu, tenaga, rezeki, atau kemampuan. Namun, Tuhan tidak melihat seberapa besar pemberian kita, tetapi seberapa besar keikhlasan kita. Ketika kita menyerahkan segala yang kita miliki dengan penuh iman dan kasih, Tuhan dapat melipat gandakannya menjadi berkat bagi banyak orang.
Bapak-ibu yang terkasih, di tengah dunia yang haus akan kasih, keadilan, dan perhatian, kita dipanggil menjadi roti yang dipecah dan dibagikan bagi sesama. Tuhan membutuhkan kita untuk menjadi saluran kasih-Nya. Maka dewasa ini, mampu kah kita untuk meneladani sikap dan perbuatan baik dari Sang Juru Selamat kita?
Saudara-saudari yang terkasih. Tuhan tidak membiarkan umatnya menderita apabila setiap umatnya mengikuti nasehat dan perintah-perintah Tuhan. Tuhan selalu ada bagi setiap orang yang teguh melaksanakan ajaran-Nya. Mari kita saling mengasihi seperti Tuhan mengasihi kita.
Butir Refleksi :
- Dari segala hal pergumulan hidup kita, apakah kita percaya, bahwa Tuhan peduli atas seluruh kebutuhan kita, baik rohani maupun jasmani?
- Apa kita sudah mau memberi apa yang kita miliki, meski itu hanya sedikit?
- Apakah kita sering merasa tidak cukup untuk memberi dan melayani sesama?
- Renungkanlah, untuk hari ini siapa saja yang bisa kita bantu, walau dengan hal sederhana?
- Apakah kita membuka diri untuk menjadi saluran kasih Tuhan dalam komunitas, keluarga, dan lingkungan?