Senin, 14 Juli 2025

Siapakah Sesamaku Manusia?

Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 14 Juli 2025 

Siapakah Sesamaku Manusia? 
Oleh : Roberto Parlindungan Panjaitan, S.Ag 
Penyuluh  Agama Katolik NON ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau  


Saudara-Saudari Terkasih, Perikop ini mengisahkan seorang ahli Taurat yang ingin mencobai Yesus dengan bertanya: "Apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menanggapi dengan mengarahkan kembali pada Hukum Taurat: mengasihi Allah dan sesama. Namun, si ahli Taurat bertanya lagi, "Siapakah sesamaku manusia?". Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang seorang yang dirampok di perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho. Seorang imam dan seorang Lewi lewat, melihat korban, namun tidak menolong. Hanya seorang Samaria yang secara sosial dan agama dipandang rendah oleh orang Yahudi yang tergerak oleh belas kasihan, lalu merawat dan menolong orang itu dengan segala yang ia punya. Perumpamaan ini bukan hanya mengajarkan belas kasihan, tetapi juga mengguncang definisi eksklusif tentang 'sesama'. Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

Dalam dunia sekarang, kita bisa saja menjadi seperti imam dan Lewi terlalu sibuk, takut terlibat, atau merasa orang lain bukan "urusan kita." Tapi Yesus memanggil kita untuk hidup seperti orang Samaria itu: peka, peduli, dan siap bertindak walau harus berkorban. 

Saudara-saudari terkasih, Marilah kita merenungkan:
Apakah saya mudah membatasi siapa yang saya anggap "sesama"?
Apakah saya bersedia menolong bahkan ketika tidak nyaman atau tidak menguntungkan?
Apakah belas kasih masih menjadi dasar dalam relasi saya dengan orang lain?
Semoga hati kita juga bisa melihat kebutuhan sesama kita dan bertindak dengan kasih yang nyata.


Pace E Bene.

Popular Posts