Senin, 14 Juli 2025

Siapakah Sesamaku Manusia?

Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 14 Juli 2025 

Siapakah Sesamaku Manusia? 
Oleh : Roberto Parlindungan Panjaitan, S.Ag 
Penyuluh  Agama Katolik NON ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau  


Saudara-Saudari Terkasih, Perikop ini mengisahkan seorang ahli Taurat yang ingin mencobai Yesus dengan bertanya: "Apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menanggapi dengan mengarahkan kembali pada Hukum Taurat: mengasihi Allah dan sesama. Namun, si ahli Taurat bertanya lagi, "Siapakah sesamaku manusia?". Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang seorang yang dirampok di perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho. Seorang imam dan seorang Lewi lewat, melihat korban, namun tidak menolong. Hanya seorang Samaria yang secara sosial dan agama dipandang rendah oleh orang Yahudi yang tergerak oleh belas kasihan, lalu merawat dan menolong orang itu dengan segala yang ia punya. Perumpamaan ini bukan hanya mengajarkan belas kasihan, tetapi juga mengguncang definisi eksklusif tentang 'sesama'. Bagi Yesus, sesama bukan ditentukan oleh bangsa, agama, atau status sosial. Sesama adalah siapa saja yang membutuhkan kasih dan pertolongan. 

Dalam dunia sekarang, kita bisa saja menjadi seperti imam dan Lewi terlalu sibuk, takut terlibat, atau merasa orang lain bukan "urusan kita." Tapi Yesus memanggil kita untuk hidup seperti orang Samaria itu: peka, peduli, dan siap bertindak walau harus berkorban. 

Saudara-saudari terkasih, Marilah kita merenungkan:
Apakah saya mudah membatasi siapa yang saya anggap "sesama"?
Apakah saya bersedia menolong bahkan ketika tidak nyaman atau tidak menguntungkan?
Apakah belas kasih masih menjadi dasar dalam relasi saya dengan orang lain?
Semoga hati kita juga bisa melihat kebutuhan sesama kita dan bertindak dengan kasih yang nyata.


Pace E Bene.

Minggu, 13 Juli 2025

Diutus Untuk Membawa Kabar Gembira

Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih.

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Minggu, 13 Juli 2025

DIUTUS UNTUK MEMBAWA KABAR GEMBIRA 
      Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam Injil hari ini, Yesus mengutus dua belas murid-Nya untuk mewartakan pertobatan, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit. Ia memberi mereka kuasa, namun juga membatasi perbekalan mereka: tidak boleh membawa makanan, bekal, atau uang. Mereka harus mengandalkan penyelenggaraan Allah dan kebaikan hati sesama. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam iman dan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Kita pun diutus, meski bukan sebagai rasul secara formal, tetapi sebagai murid Kristus yang hidup di tengah dunia. Kita diminta mewartakan Kabar Gembira melalui kesederhanaan hidup, ketulusan hati, dan kasih yang nyata.

Yesus mengutus kita untuk pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah secara sederhana, menyembuhkan orang-orang yang sakit, baik fisik maupun spiritual, dan mengasihi tanpa syarat siapa saja yang dijumpai sebagaimana Yesus mengasihi. Kita tidak melangkah maju berdasarkan kemampuan, kesempurnaan kita, atau kuat-kuasa yang kita miliki, melainkan sekadar dalam nama dan kuasa Yesus Kristus. Sang Guru dan Tuhan kita itu telah memilih kita dan memperlengkapi kita agar dapat melakukan kehendak-Nya oleh kuasa Roh Kudus yang hidup di dalam diri 

Bapak-ibu yang dikasihi Tuhan, semua apa yang kita lakukan, kita harus mulai dengan doa. Doa harus dilakukan dengan niat dan tenang. Kita minta kepada Allah, misalnya kita berdoa untuk mewartakan Firman Tuhan maka doa kita adalah Yesus Kristus, tolonglah kami agar dapat mengenali panggilan-Mu, menerima kuat-kuasa dan otoritas-Mu, dan setia dalam mewartakan Kerajaan Allah seturut kehendak-Mu. Oleh Roh Kudus-Mu, perkenankanlah kami meneruskan anugerah kesembuhan dari-Mu kepada semua orang yang membutuhkannya. Amin.

Bacaan dari Kitab Amos juga menegaskan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi penyambung suara-Nya termasuk orang biasa seperti Amos, yang hanya seorang peternak dan pengolah buah ara. Menarik bagi kita untuk mencatat bahwa bahkan dalam cerita pengutusan para murid ini, Yesus tetap berada di pusat. Yesus-lah yang memanggil kedua belas murid-Nya (Luk 9:1), seperti Ia pada awalnya telah memanggil masing-masing murid itu untuk datang dan mengikut-Nya. Dengan berjalannya waktu, Yesus telah menyatakan diri-Nya dan mensharingkan hidup-Nya dengan mereka. Mereka ini bukanlah rasul-rasul yang mengangkat diri mereka sendiri, dan mereka pun bukanlah pribadi-pribadi yang memiliki kharisma dan kemampuan secara alamiah. Satu-satunya hal yang membedakan diri mereka dengan orang-orang lain adalah relasi mereka dengan Yesus. Mari kita mewartakan Firman Allah yang hidup ini kepada semua orang dengan dengan penuh cinta kasih. Amin 

Senin, 07 Juli 2025

PARA UTUSAN

Ketika Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dengan itu para muridNya kembali memperoleh roh kudus melalui kedatangan Yesus di tengah-tengah para murid sehingga, Yesus kembali menggerakan hati setiap para murid untuk memberikan semangat berkobar dalam firman Allah. Saya sangat teringat dengan kisah Yesus mengutus para muridnya untuk memberitakan firman Allah sampai kepada semua orang

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Senin, 07 Juli 2025 



                 PARA UTUSAN 
     Oleh : Maria Elpina Padang, S.Pd 
Penyuluh  Agama Katolik Non ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau 

‘Supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Luk 10:2b)’

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Renungan pada hari ini Lukas menceritakan tentang Yesus mengutus para murid-murid-Nya. Kita mengetahui bahwa ketika Yesus beranjak dewasa Ia mencari beberapa pemuda yang ingin menjadi pengikut-Nya. Pemuda itu berasal dari setiap daerah yang berbeda-beda. Pemuda yang Ia jumpai juga berasal dari berbeda pekerjaan. Yesus mengumpulkan 12 murid yang ingin menjadi pengikut-Nya dan memberitakan firman Allah sampai ke sepenjuru dunia. Yesus selalu mengajarkan tentang kasih yang sepanjang perjalanannya diajarkan kepada muridnya. Pelajaran yang tampak pada para muridnya ialah seperti menyampaikan perumpamaan melalui orang-orang banyak di setiap daerah yang mereka jalani dan selanjutnya Yesus melakukan mujizat yang tampak dari ajaran kasih yang diberitakannya. Para muridnya semakin semangat dalam memberitakan firman Allah sampai mengutamakan kaum menderita dan tertintas. 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Yesus mengajarkan tentang hal melayani untuk para muridnya untuk sesama. Melayani bukan dilayani, hal ini sangat penting diajarkan oleh Yesus untuk saling membantu dan mengasihi sesama. Ketika Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dengan itu para muridnya kembali memperoleh roh kudus melalui kedatangan Yesus di tengah-tengah para murid sehingga, Yesus kembali menggerakan hati setiap para murid untuk memberikan semangat berkobar dalam firman Allah. Saya sangat teringat dengan kisah Yesus mengutus para muridnya untuk memberitakan firman Allah sampai kepada semua orang. 

Bapak-ibu yang terkasih. Saya mengingat pada suatu saat mendata umat di wilayah daratan tinggi di provinsi Sumatera Utara yang cuacanya sangat dingin. Saya ingat bahwa pelayanan yang di lakukan secara suka cita dan senang hati memperoleh karya pelayanan yang tulus ikhlas dan gembira. Saya merasakan bahwa ketika berjumpa dengan orang banyak untuk berbagi informasi sama halnya kita menyampaikan firman Allah yang sangat gembira. Saya juga ketika mengajarkan hal-hal yang sederhana untuk anak-anak saat sekolah minggu rasanya sangat gembira dan melepas penat yang ada di pikiran. Saya merasakan roh kudus yang di berikan oleh Yesus melalui anak-anak yang gembira yang hadir saat ingin berdoa dan ingin memuji nama Tuhan. 

Yesus tidak pernah mengajarkan tentang bagaimana cara kita mengajarkan orang lain demi memperoleh imbalan yang banyak, sebab hal apa yang akan kita berikan akan memberikan imbalan yang sangat besar dari Yesus Kristus. Jadilah saksi terang dunia bagi sesamamu untuk menjadi salah satu kasih yang telah diajarkan Yesus untuk pengikut yang setia. Janganlah ragu dan berdiam diri atas panggilan yang telah di ketuk oleh Yesus terhadap diri kita masing-masing manusia dalam menyebarkan kabar suka cita di tengah orang-orang banyak.
Tuhan Memberkati.

Minggu, 06 Juli 2025

Kelemahan Menjadi Kekuatan

Prasangka, kebiasaan, dan keterikatan emosional kadang mengaburkan mata iman kita. Akibatnya, seperti yang dikatakan Injil hari ini, Yesus tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana karena kurangnya iman mereka. Namun dalam Bacaan Kedua, Paulus menegaskan bahwa dalam kelemahan, kuasa Allah justru nyata. 
 
Renungan Penyuluh Agama Katolik 
Minggu, 06 Juli 2025 

KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN 
Oleh : Christina Angela Girsang, S.Pd 

Penyuluh  Agama Katolik ASN Kanwil Kemenag Prov. Riau


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Ketika kita menyadari keterbatasan diri dan berserah kepada Tuhan, kuasa-Nya akan sempurna dalam kelemahan kita, membuat kita kuat bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena kekuatan Tuhan yang bekerja melalui kita. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan. Ini adalah bagian dari kodrat manusia. Jangan mencoba menyembunyikan atau menutupi kelemahan, tetapi terimalah dan hadapilah dengan jujur. Dalam  2 Korintus 12:9 menyatakan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Kelemahan kita menjadi panggung bagi kemuliaan Tuhan untuk dinyatakan. Ketika kita merasa lemah, sebenarnya kita sedang membuka diri agar kuasa Tuhan bekerja lebih nyata dalam hidup kita

Dalam Injil hari ini, Markus 6:1-6 Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazaret. Alih-alih disambut dengan sukacita, Ia justru ditolak oleh orang-orang yang merasa terlalu mengenal-Nya: “Bukankah Ia ini tukang kayu?” Mereka tersandung oleh kenyataan bahwa Mesias ternyata begitu biasa di mata mereka. Yesus pun heran karena ketidakpercayaan mereka. Ia tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana, bukan karena Ia tidak mampu, tetapi karena hati mereka tertutup. Penolakan Yesus di kampung halamannya menggambarkan betapa sulitnya bagi kita untuk menerima kebenaran ketika datang dari orang-orang yang kita kenal. Dalam Nats Alkitab ini diberitahu kekita bahwa Ketika kita memiliki prasangka tentang seseorang, kita akan sulit mengenalnya secara utuh. Terlebih lagi bila prasangka itu berasal dari sumber lain dan bukan pribadi itu secara langsung. Begitu juga pengenalan kita akan Yesus. Apakah kita sudah benar-benar mengenal-Nya?

Bapak-ibu yang terkasih dalam Kristus. Prasangka, kebiasaan, dan keterikatan emosional kadang mengaburkan mata iman kita. Akibatnya, seperti yang dikatakan Injil hari ini, Yesus tidak dapat melakukan banyak mukjizat di sana karena kurangnya iman mereka. Namun dalam Bacaan Kedua, Paulus menegaskan bahwa dalam kelemahan, kuasa Allah justru nyata. Ketika kita merasa lemah, tidak layak, atau bahkan ditolak seperti Yesus, di situlah rahmat Tuhan bekerja paling kuat. Hal ini mengingatkan kita untuk membuka hati terhadap karya Allah, di mana pun dan melalui siapa pun Ia bekerja. Tuhan bisa berbicara melalui orang biasa dalam hidup kita baik keluarga, sahabat, bahkan orang yang sering kita abaikan. Saudara-saudari, kita perlu menenangkan diri dan menyelidiki hati dan pikiran kita. Datanglah kepada Tuhan dengan kerelaan untuk mengubah prasangka dan dengan keterbukaan untuk menerima pesan-Nya.


Refleksi :
  • Apakah aku pernah meremehkan orang lain karena latar belakang atau penampilan luarnya?
  • Bagaimana tindakan kita dalam menyikapi kelemahan pribadi, apakah kita membiarkan Tuhan bekerja melalui kekurangan kita?
  • Bagaimana pula tindakan kita dalam menyikapi kekuatan yang diberikan oleh Allah, apakah kita akan menyombongkan kelebihan tersebut?
  • Lantas apa yang harus kita lakukan bila melihat kekurangan yang sama pada sesama atau saudara kita dalam mengembangkan potensi dalam dirinya?

Minggu, 29 Juni 2025

KUNCI KERAJAAN SURGA

Yesus memberikan kepada Petrus kunci kerajaan Surga, menegaskan peran pentingnya dalam membangun Gereja-Nya di atas iman yang kokoh. Maka sama seperti Paulus yang mempertahankan imannya hingga akhir hayatnya 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik
Minggu, 29 Juni 2025 

KUNCI KERAJAAN SURGA 
Oleh : Yohana Agustina 

Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau


Bapak/ibu, saudara/i Terkasih dalam Yesus Kristus.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, dua pilar Gereja perdana. Petrus, seorang nelayan yang kemudian berubah menjadi rasul, dipilih oleh Yesus untuk menjadi batu yang diatasnya ia mendirikan Gereja-Nya.

Paulus, di sisi lain adalah seorang penganiaya terhadap orang-orang Kristen,yang kemudian menjadi pewarta yang penuh semangat, setelah dia bertemu dengan Kristus yang telah bangkit dijalan menuju damsyil. Meskipun ada perbedaan latar belakang dan kepribadian diantar keduanya, Petrus dan Paulus berbagai misi yang sama, yakni memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada Timotius, paulus, meyakinkan bahwa Allah akan melindungi dan menyelamatkannya dari segala kejahatan. Dia juga percaya bahwa mahkota kehidupan telah disiapkan baginya di surga, menegaskan harapannya yang kuat pada janji Allah.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan. Dalam injil Matius, Yesus memberikan kepada Petrus kunci kerajaan Surga, menegaskan peran pentingnya dalam membangun Gereja-Nya di atas iman yang kokoh. Maka sama seperti Paulus yang mempertahankan imannya hingga akhir hayatnya, dan petrus yang diberikan kunci kerajaan surga, kita pun dipanggil untuk mempertahankan iman kita dalam segala situasi, sehingga kita dapat menjadi saksi yang setia dan terus-menerus membangun kerajaan Allah di bumi.

Minggu, 22 Juni 2025

YESUS MEMBERI MAKAN 5000 ORANG

Yesus meminta mereka untuk menyerahkan apa yang ada pada mereka yaitu lima roti dan dua ikan. Terlalu sedikit untuk kerumunan besar? Ya, secara manusiawi. Tapi di tangan Tuhan, apa yang sedikit bisa menjadi cukup, bahkan berlimpah, asalkan kita rela menyerahkan semuanya kepada-Nya. 

 

Renungan Penyuluh Agama Katolik  
Minggu,  22 Juni 2025



YESUS MEMBERI MAKAN 5000 ORANG 
Oleh : Neni Irawaty, S.Pd 
Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau


Bapak- Ibu yang dikasihi Tuhan.
Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang bukan hanya tentang mukjizat menggandakan lima roti dan dua ikan, melainkan juga tentang belaskasih, partisipasi, dan berkat yang berlimpah. Ketika Yesus melihat kerumunan orang yang mengikuti-Nya, Ia tidak melihat beban atau gangguan. Ia melihat kebutuhan mereka baik rohani maupun jasmani. 

Saudara – saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, Dalam kasih-Nya, Yesus mengajarkan bahwa iman yang sejati bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan dan dibagikan. Ia mengajar, menyembuhkan, dan memberi makan mereka. Namun mukjizat ini tidak terjadi begitu saja. Ia melibatkan para murid, meskipun mereka awalnya ragu. Yesus meminta mereka untuk menyerahkan apa yang ada pada mereka yaitu lima roti dan dua ikan. Terlalu sedikit untuk kerumunan besar? Ya, secara manusiawi. Tapi di tangan Tuhan, apa yang sedikit bisa menjadi cukup, bahkan berlimpah, asalkan kita rela menyerahkan semuanya kepada-Nya.

Bapak ibu dan saudara saudari, dua belas bakul sisa yang dikumpulkan bukan hanya soal efisiensi, tetapi menjadi simbol bahwa berkat Allah tidak hanya cukup, tapi melimpah-limpah. Ketika kita memberi dengan iman dan cinta, Tuhan akan melipat gandakannya untuk memenuhi kebutuhan banyak orang.

Refleksi Pribadi:
•    Apakah aku rela mempercayakan "lima roti dan dua ikan" ku kepada Tuhan?
•    Apakah aku percaya bahwa Tuhan bisa memakai hal kecil dalam hidupku untuk kebaikan yang besar?
•    Sudahkah aku menjadi saluran berkat bagi orang lain seperti para murid yang ikut ambil bagian dalam mukjizat ini?

Tuhan Memberkati. Amin

Minggu, 15 Juni 2025

HIDUP BERSAMA ROH KUDUS

Kita adalah orang-orang yang mengaku sebagai umat yang menerima Roh Kudus dalam hidup kita, namun sudahkah kita hidup dalam pimpinan-Nya? Sudahkah dua gaya hidup itu tercermin dalam kata dan perbuatan kita sehari-hari? Hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Allah melalui hidup kita.

  

Renungan Penyuluh Agama Katolik
Minggu, 15 Juni 2025



HIDUP BERSAMA ROH KUDUS

Oleh : Japasmen Tinambunan, S.Ag
Penyuluh  Agama Katolik Non PNS Kanwil Kemenag Prov Riau 



Saudara yang dikasihi Tuhan.
Tritunggal mahakasih telah memberi yang terbaik demi kebahagiaan kita. Bapa menganugerahkan Yesus, anak-Nya yang Tunggal yang Ia kasihi. ( Yohanes 3:16 ). Yesus memberi  diri-Nya agar kita memiliki kehidupan dalam kelimpahan ( Yohanes 15:11 ) dan Bapa, dalam nama Yesus, mencurahkan  ke dalam hati kita, seluruh  daya cinta kasih-Nya  yang Ia miliki, yaitu : Roh Kudus

Sebagai umat Tuhan, seringkali kita mengaku bahwa kita adalah orang-orang yang telah menerima Roh Kudus dalam hidup kita. Namun, seberapa besar kita membiarkan Roh itu bekerja dalam diri kita? Kadang sekalipun kita mengaku bahwa Roh Kudus ada dalam hidup kita, kenyataannya kita tidak memberi ruang bagi-Nya untuk bekerja dan memimpin hidup kita.

Saudara-saudari, berdasarkan Injil Yohanes 16:12-15, orang yang hidup-Nya terbuka untuk dipimpin Roh Kudus seharusnya memiliki dua gaya hidup berikut ini:

1.    Hidup dalam kebenaran.
Kehadiran Roh Kudus dalam diri seseorang berfungsi sebagai penolong bagi orang itu untuk mengenali kebenaran-kebenaran yang Allah ajarkan. Yoh 16:13 mengatakan, “...apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Jika peran Roh Kudus seperti itu, maka sebenarnya orang yang hidup-Nya dipimpin Roh Kudus, akan semakin dimampukan untuk mengerti kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu. Jika ada orang yang mengaku dipimpin Roh Kudus, namun dirinya masih hidup dalam ketidak benaran, berarti orang itu belum memberi ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidupnya.

2.    Memuliakan Allah.
Siapapun yang hidupnya dipimpin Roh Kudus seharusnya orang itu hidup memuliakan Allah. Sebab, kehadiran Roh Kudus di dunia juga berperan untuk memuliakan Allah Bapa dan Yesus Kristus. Dalam Injil Yoh 16:14 firman Tuhan berkata, “Ia (Roh Kebenaran-red) akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”  Jadi barangsiapa yang hidupnya dipimpin Roh Kudus, tentu orang itu akan melakukan seperti apa yang dilakukan Roh itu bagi Allah, yaitu memuliakan Allah dalam sepanjang hidupnya.


Bagaimana dengan hidup kita? Kita adalah orang-orang yang mengaku sebagai umat yang menerima Roh Kudus dalam hidup kita, namun sudahkah kita hidup dalam pimpinan-Nya? Sudahkah dua gaya hidup itu tercermin dalam kata dan perbuatan kita sehari-hari? Hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Allah melalui hidup kita. 

Bapak ibu yang terkasih, Allah adalah Sumber dan Pembangkit Hidup. Hidup Allah Bapa itu  nampak sepenuhnya dalam Pribadi Yesus, yang adalah Allah yang menjadi manusia. Kemudian Hidup Allah itu disebut Roh yaitu Nafas,  sebab manusia  dinyatakan masih hidup  jika ia masih bernafas. Kekuatan  kasih Allah adalah Roh Kudus yang dicurahkan kepada semua manusia. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu bersyukur dan berterima kasih atas segala kasih dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita melalui curahan Roh Kudus. Tuhan Yesus Memberkati ! Amin.



Senin, 10 Juni 2024

Monitoring Gereja Katolik St. Santa Theresia Rengat-INHU

Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov Riau melakukan monitoring rumah ibadah Gereja Katolik Stasi Santa Theresia Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Didampingi oleh staf dan pegawai, Ope Sadarman Gea, S.H dan Ferlianus Gulo, S.H. (Senin, 10 Juni 2024).

Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd  menyampaikan Transformasi Layanan Umat dan Penguatan Moderasi Beragama road map Identifikasi Konflik Sosial Keagamaan dan Kebangsaan kepada Pengurus Gereja.



 

 

Jumat, 07 Juni 2024

Diskusi Tentang Pendirian Rumah Ibadah Yang terus Terkendala

 Setiap warga negara dijamin kebebasannya dalam memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing. Hak beragama merupakan hak yang melekat secara kodrati yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.  Sayangnya, konflik pendirian rumah ibadah masih terjadi hingga saat ini. Salah satunya Gereja Katolik Stasi St. Philipus Arengka Ujung yang ada di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Pengurus Gereja telah menyiapkan berkas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, namun masih terkendala di tingkat Rukun Tetangga (RT) / Rukun Warga (RW) dengan berbagai alasan, Jumat (7/06/24).

 


Beberapa minggu yang lalu, Tim Accelerasi Layanan Umat Katolik Riau (TAKLUK) telah mendatangi Kantor Camat Marpoyan Damai untuk menindaklanjuti surat yang sudah dilayangkan sebelumnya tentang permohonan untuk duduk bersama terkait kendala perizinan pendirian rumah ibadah gereja Katolik yang berada di wilayahnya. TAKLUK diterima oleh Sekcam Marpoyan Damai Defna Leony S.IP MSi. Tetapi tidak membuahkan hasil, malahan disuruh kembali untuk duduk bersama dengan RT-RW.

Pengurus Gereja, TAKLUK dan Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov Riau duduk bersama sambil menikmati kopi pahit, serta berbagi pemandangan tentang kendala pendirian rumah ibadah dan Moderasi Beragama yang selalu digaungkan.

Mas Purwaji, Ketua DPW Banser Riau dan itu, Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov Riau


Selain itu, Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan Mas Purwaji, Ketua DPW Banser Riau. Sudah tentu, diskusinya tentang moderasi beragama.

Selasa, 04 Juni 2024

Bapenda Pekanbaru Terbitkan SKB BPHTB untuk Gereja Katolik Paroki Santo Paulus


 Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru telah menerbitkan  Surat Keterangan Bebas (SKB) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan diatas tanah dan bangunan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus, Stasi Santo Yohanes Don Bosco Rajawali  yang terletak di Kota Pekanbaru.



 

Sebelumnya, pengurusan SKB BPHTB yang diajukan oleh pengurus Gereja Katolik menemui banyak kendala, bahkan pengurusan ini sudah bertahun-tahun.
 
Namun demikian, dibawah kepemimpinan Kabanpenda Kota Pekanbaru, Dr. Alex Kurniawan, SP., M.Si Surat Keterangan Bebas BPHTB untuk rumah ibadah gereja Katolik tersebut sudah diterbitkan.


Atas hal tersebut, Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd  sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih karena SKB BPHTB telah terbit.

Beberapa hari sebelumnya, Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd  dan TIM Akselerasi Layanan Umat Katolik Riau (TAKLUK) menindaklanjuti Pengajuan Pembebasan BPHTB atas Tanah dan Bangunan Rumah Ibadah Gereja Katolik St. Yohanes Don Bosco,Rajawali, Paroki Santo Paulus, Kota Pekanbaru - Riau ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru, Selasa (21 Mei 2024). Adapun perwakilan TAKLUK yaitu Ruben Silaban, S.PI dan Ferlianus Gulõ, S.Kom., S.H.

 

Surat SKB BPHTB tersebut terbit pada tanggal 21 Mei 2024 dengan nomor 900.1.13.1/BAPENDA-PD1/1030/2024.

Popular Posts